Tabloid Mahasiswa Idealita

Batusangkar, Sumatera Barat, Indonesia

Kamis, 13 Januari 2011

EXPO TABLOID MAHASISWA IDEALITA STAIN BATUSANGKAR BERSAMA LEMBAGA PERS MAHASISWA (LPM) DAN LOMBA MUSIKALISASI PUISI TINGKAT SLTA SEDERAJAT SE-SUMATERA BARAT Auditorium STAIN, Batusangkar 19 S.d 20 Februari 2011

“Aku datang untuk jaya, besar dan sukses. Menyingkir kalian, semua penghalang!
Tak laku bagiku panji-panji Vini, Vidi, Vici. Diri datang bukan untuk menang, tak pernah bercita-cita untuk jadi pemenang atas sesama. Orang yang mengajari mengibarkan panji-panji Caesar itu, dia belum pernah menang. Sekarang bahkan menukik jatuh bersama panji-panjinya:
Jadi pesakitan, hanya karena hendak membangun kejayaan dalam satu malam”
(Pramoedya Ananta Toer)

Tabloid Mahasiswa Idealita merupakan wadah pengembangan dan pemberdayaan bakat, minat mahasiswa dalam kegiatan jurnalistik. Kehadirannya di kampus menjadi nilai tambah dalam peningkatan intelektual mahasiswa. Kegiatan intelektual yang dijalaninya menjadikan Tabloid Mahasiswa Idealita sebagai kebutuhan bagi civitas akademika. Aktivitas jurnalistik yang dilakoni oleh kader-kader pers kampus adalah dalam rangka pemenuhan kebutuhan tersebut.
Pengembangan sayap aktivitas dengan merambah dunia luar kampus (masyarakat) menjadi keharusan bagi Tabloid Mahasiswa Idealita hari ini. hal ini juga terkait dengan Salah Satu Implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi, yakni Pengabdian Masyarakat. Dalam aktivitas jurnalistik pengabdian masyarakat diinterpretasikan dalam bentuk mengekspose segala bentuk aktivitas dan kondisi masyarakat tersebut dengan nilai-nilai jurnalistik.
Untuk tahap awal ini masyarakat sekolah menjadi fokus target pengembangan sayap aktivitas Tabloid Mahasiswa Idealita. Masyarakat sekolah merupakan kelompok sosial yang dekat dengan perguruan tinggi, dalam artian STAIN Batusangkar. Kelompok sosial ini cukup potensial untuk dijadikan lahan baru dan tentunya kehadiran Tabloid Mahasiswa Idealita ditengah-tengah masyarakat sekolah berimplikasi positif kepada STAIN Batusangkar dalam rangka sosialisasi kampus.
Demi mewujudkan hal tersebut, kegiatan Expo Tabloid Mahasiswa Idealita STAIN Batusangkar bersama Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) dan Lomba Musikalisasi Puisi Tingkat SLTA Sederajat Se-Sumatera Barat menjadi langkah awal pengembangan sayap aktivitas Tabloid Mahasiswa Idealita Kedepannya.


“EXPO DAN MUSIKALISASI PUISI MERUPAKAN
PARADIGMA BARU JURNALISTIK KAMPUS”.

Dilaksanakan pada:
Hari :Sabtu-Minggu
Tanggal : 19-20 Februari 2011
Pukul : 08.00 WIB s/d selesai
Tempat : Auditorum STAIN
Batusangkar

Kegiatan ini dilaksanakan dalam bentuk Expo Tabloid Mahasiswa Idealita STAIN Batusangkar Bersama Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) dan Lomba Musikalisasi Puisi Tingkat SLTA Sederajat Se-Sumatera Barat.
Adapun aktifitas tersebut akan dilaksanakan pada tanggal 19 s.d 20 Februari 2011


Expo Tabloid Mahasiswa Idealita STAIN Batusangkar Bersama Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) dan Lomba Musikalisasi Puisi Tingkat SLTA Sederajat Se-Sumatera Barat ini bertujuan untuk :
1. Sosialisasi dan transformasi nilai-nilai jurnalistik kepada civitas akademika dan masyarakat sekolah.
2. Sosialisasi kampus STAIN Batusangkar kepada masyarakat sekolah.
3. Sarana sillaturahim dan diskusi Lembaga pers mahasiswa (LPM) se-sumatera barat.



Expo Tabloid Mahasiswa Idealita STAIN Batusangkar Bersama Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Se-Sumatera Barat dan Lomba Musikalisasi Puisi Tingkat SLTA Sederajat Se-Sumatera Barat ini diharapkan menghasilkan out put yang benar-benar bermanfaat bagi semua elemen, out put kegiatan yang diharapkan berupa :
1. Memberikan sumbangan pemikiran dan tenaga untuk mensosialisasikan nilai-nilai jurnalistik dalam masyarakat sekolah.
2. Mengembangkan dan memberdayakan bakat dan minat pelajar dalam musikalisasi puisi.
3. Terbentuknya jaringan jurnalis kampus dan sekolah.
Adapun indikator pencapaian kegiatan tersebut adalah:
1. Adanya institusi sekolah yang bersedia untuk di ekspos bagi Tabloid Mahasiswa Idealita untuk mengembangkan sayap aktivitas ke masyarakat sekolah.
2. Terciptanya silaturrahmi sesama jurnalistik kampus Se-Sumatera Barat dalam rangka peningkatan kualitas aktivitas jurnalistik.
3. Meningkatnya minat pelajar Se-Sumatera Barat untuk melanjutkan pendidikan ke STAIN Batusangkar.



Expo Tabloid Mahasiswa Idealita STAIN Batusangkar bersama Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) dan lomba Musikalisasi Puisi Tingkat SLTA Sederajat Se-Sumatera Barat ini dilaksanakan oleh Tabloid Mahasiswa Idealita STAIN Batusangkar sebagaimana tertera pada lampiran 2.


Peserta Expo Tabloid Mahasiswa Idealita STAIN Batusangkar ini adalah Tabloid Mahasiswa Idealita STAIN Batusangkar bersama Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) dan Lomba Musikalisasi Puisi diikuti oleh pelajar SLTA Sederajat Se-Sumatera Barat



Lomba musikalisasi puisi ini akan mendatangkan dewan juri berpengalaman dalam bidangnya, diantaranya:
1. H. Taufik Ismail
2. Gus TF Sakai
3. Silvia Hanani,Ph.D

Memperebutkan tropy
Tropy Bergilir Taufiq Ismail
Tropy Lepas Gubernur Sumbar
Tropy Lepas Bupati Kab.Tanah Datar
Tropy Lepas Ketua STAIN Batusangkar
Tropy Lepas Alumni TM-Idealita
Tropy Juara Favorit Berino Gallery
Hadiah Tabanas
Jauara I : Rp 1000.000,-
Juara II : Rp. 750.000,-
Juara III : RP. 500.000,-

Persyaratan
Anggota maksimal 6 orang dengan guru pendamping
Atribut dan property disediakan peserta
Peserta Menampilkan Puisi Pilihan karya Taufiq Ismail yang disediakan panitia
Peserta hadir 15 menit sebelum acara dimulai

Puisi pilihan, Karya Taufiq Ismail:
Melihat Tanda-tanda
Oktober Hitam
Kita Adalah Pemilik Sah Republik Ini
Kembalikan Indonesia Kepadaku

Contact Person:
Aray : 0852 7832 5554
Kasih : 0813 7488 6425
Putry : 0813 7193 6872

Sabtu, 04 Desember 2010

TABLOID MAHASISWA IDEALITA

Tabloid Mahasiswa Idealita (TMI) merupakan salah satu lembaga kemahasiswaan yang bergerak di bidang jurnalistik di STAIN Batusangkar. Berdasarkan proses sejarah, organisasi ini bukanlah unit kegiatan mahasiswa akan tetapi sebuah Lembaga Pers Mahasiswa yang dikelola mahasiswa. Pertanggung jawaban organisasi langsung ke Rektorat (Ketua STAIN). Lembaga ini adalah lembaga mandiri dalam artian pengelolaaan, baik pengelolaan organisasi maupun pemberitaan.
Idealita sendiri adalah sebuah nama dengan filosofi kekentalan adat Minangkabau. Idealita dasarnya adalah suatu pernyataan dan perbuatan yang ideal dan sesuai realita.
Tabloid Mahasiswa Idealita pertama kali hadir pada 29 Juni 2009 ke pembacanya. Pada mulanya digagas oleh sepuluh orang mahasiswa yang kemudian mengelola dan menerbitkannya dibantu beberapa orang dosen. Kemudian berlanjut sampai sekarang dengan model pers organisasional. Maksudnya, penerbitan ini dilengkapi dan dikerjakan oleh sebuah lembaga Pers Mahasiswa bernama Tabloid Mahasiswa Idealita STAIN Batusangkar.
Selanjutnya secara organisasional Idealita berposisi sebagai lembaga mahasiswa yang menginformasikan, mengolah data dan menerbitkan sebuah terbitan disamping aktivitas organisasi itu sendiri. Selain itu juga ditambah dengan kegiatan-kegiatan tambahan di dalam lingkup pengembangan jurnalisme mahasiswa. Aspek olahan informasi mengacu pada kepentingan mahasiswa mehasiswa dan menyuarakan aspirasi mahasiswa secara keseluruhan.

Kegiatan Dan Prestasi
1. Workshop Jurnalistik, Tabloid Mahasiswa Idealita STAIN Batusangkar. 4-6 Desember 2009. Bersama Fadril Aziz Isnaini, Dewan Kehormatan PWI SUMBAR. Musriadi Musyanif (Singgalang), Mustafa Akmal (Padang Ekspres).
2. Salah seorang sebagai peserta pada Pelatihan Jurnalistik Pramuka. Padang, 18-23 Desember 2009. Terpilih sebagai peserta terbaik.
3. Kunjungan ke SKK Ganto-UNP Padang. 22 Desember 2009.
4. Kunjungan ke SKK Bahana-UNRI Pekanbaru. 16 Januari 2010.
5. Seminar dan Bedah Novel. Cinta di Kota Serambi Karya Irzen Hawer. Padang Panjang, 14 Maret 2010.
6. Workshop Jurnalistik, bersama Fadril Aziz Isnaini, Dewan Kehormatan PWI SUMBAR. Mustafa Akmal (Padang Ekspres). Silvia Hanani (Wartawan Senior) dan Ilham Mustafa (Kru SKK Suara Kampus-IAIN IB Padang).
7. Utusan peserta dalam Pelatihan Jurnalistik Tingkat Lanjut Nasional (PJTLN), Medan, 23-28 November 2010.



KRU IDEALITA 2010

Pimpinan Umum
Hebby Rahmatul Utamy

Sekretaris Umum
Silvia Roza

Bendahara Umum/Pimpinan Perusahaan
Novi Fitri

Pemimpin Redaksi

Romadoni Azmi

Redaktur Pelaksana
Nofrizal

Redaktur
Rezi Maswar

Reporter
Cici Yulia, Nelvi Formana Sari, Novi Lestari, Anni Zofa, Nurhabibi, Deri Fahrizal, Andri Kesenja, Robi Fetual

Magang
Muhammad Rahim, Sri Wahyuni, M. Faisal Arianto, Sri Rahmy Saputry, Riki Eka Putra, Elsi Yulita, Fauziah Amini Basyir, Fitria Osnela, Santi Yulia Kasih, Artinah, Nurnila Sari, Zakaria Ahmad, Nilam Komala Sari, Muhammad Efendi, Ramadhani, Novi

Desainer Grafis & Perwajahan
Nofrizal, Roni Putra

Redaksi menerima karya berupa cerpen, puisi, opini, dan karikatur. Karya disertai identitas pengirim berupa nama dan fotocopy kartu mahasiswa. Karya yang telah masuk menjadi milik redaksi. Dikirim melalui email ke idealita_stainbsk@yahoo.com

Rabu, 10 November 2010

Memilih Pemimpin, Bukan Penguasa

Suksesi kepemimpinan adalah suatu kemestian dalam sebuah demokrasi, artinya dinamika demokrasi bisa diukur dari sebuah suksesi kepemimpinan. Tanpa adanya suksesi kepemimpinan yang dirancang secara periodik, ini menampakkan lemahnya dinamika demokrasi di daerah tersebut. Bangsa kita Indonesia dalam melansungkan suksesi kepemimpinan, dirancang dalam suatu bentuk pesta demokrasi, yang kita kenal dengan pemilu (pemilihan umum), ada beberapa bentuk dari pemilu di negeri kita ini, untuk pemilihan legislatif dinamakan dengan pemilu Caleg, untuk pemilihan Presiden dan Wapres, diberi nama pemilu Capres dan Cawapres, dan untuk pemilihan Kepala Daerah tingkat I (baca: Provinsi) dan tingkat II (baca: Kabupaten/Kota), dinamakan dengan PILKADA (Pemilihan Kepala Daerah) atau hari ini di Sumatera Barat dinamakan dengan PEMILU KADA (Pemilihan Umum Kepala Daerah).
Secara prinsip bentuk pesta demokrasi kita ini sudah melibatkan rakyat secara lansung sebagai pelaku demokrasi, baik itu menjadi wakil rakyat di pemrintahan, dan memilih secara lansung wakilnya atau pemimpin mereka untuk di berikan amanah kerakyatan dalam menjalankan pemerintahan demi mewujudkan kesejahteraan rakyat. Meskipun dalam proses pelaksanaanya masih terdapat ketimpangan-ketimpangan atau kecurangan-kecurangan yang itu mengkontaminasi pesta demokrasi tersebut. Kondisi tersebut sampai saat ini masih menjadi budaya dalam setiap kali dilansungkannya pesta demokrasi. Fenomena ini memunculkan sebuah persoalan, apakah pesta demokrasi yang diselenggarakan ini memilih pemimpin atau penguasa?

PEMIMPIN, BUKAN PENGUASA dan PENGUASA, BUKAN PEMIMPIN
Pemimpin dan penguasa, dua kata yang kontradiktif baik dari segi bahasa maupun dari segi substansi. Pemimpin merupakan orang yang memiliki visi kesejahteraan rakyat dan bersama rakyat mencapai visi tersebut, dan ia memainkan peran kepemimpinannya, dimana ia mengeluarkan kemampuannya untuk mempengaruhi orang yang dipimpinnya (baca: rakyat) dalam mencapai tujuannya, mempengaruhi rakyat disini dalam artian mengajak rakyat bersama-sama melakukan pembangunan kesejahteraan rakyat.
Penguasa merupakan orang yang memiliki visi kepentingan pribadi atau kelompok, sehingganya visi rakyat atau kebutuhan rakyat hanya menjadi alat atau media untuk mencapai kursi kekuasaannya. Penguasa dalam menjalankan roda pemerintahan ia akan menampakkan kekuasaannya, visi kerakyatan yang disosialisasikan perlahan memudar dengan tumbuh dan berkembangnya visi kepentingan pribadi dan kelompok. Dalam usahanya mencapai visi tersebut penguasa cenderung melakukan aktivitas tanpa melibatkan rakyat secara utuh, rakyat hanya diposisikan sebagai alat untuk mencapai visi kepentingannya.
Perbedaan yang signifikan antara pemimpin dan penguasa, menegaskan kepada kita, bahwsanya pemimpin itu bukan penguasa, dan penguasa itu bukan pemimpin. Hal tersebut terlihat jelas dari substansi dari dua hal tersebut, dimana pemimpin menjadikan rakyat sebagai kekuatannya dalam mencapi visinya, sedangkan penguasa menjadikan rakyat sebagai alat untuk mencapai visinya.

KAMPANYE PEMIMPIN VS KAMPANYE PENGUASA
Dalam proses pesta demokrasi di negeri kita, ada istilah yang kita kenal dengan kampanye, secara substansi kampanye merupakan suatu bentuk kegiatan sosialisasi diri serta visi dan program yang akan dilaksanakan selama periode kepemimpinan, dan dalam masa kampanye ini ada aturan-aturan yang mengikat bagi peserta pesta demokrasi. Akan tetapi pada tataran realitas semua aturan yang di tata secara baik dan sistematis, akhirnya melemah bersamaan dengan pelanggaran-pelanggaran yang terjadi selama masa kampanye tersebut, kondisi ini terjadi karena adanya oknum-oknum tertentu baik dari pihak pemimpin maupun penguasa yang melakukannya, persoalannya adalah karena pendidikan politik yang mereka dapati terbatas.
Dalam masa kampanye (baca: masa sosialisasi), juga terlihat perbedaan yang cukup signifikan antara kampanye yang dilakukan pemimpin dengan kampanye yang dilakukan oleh penguasa. Pemimpin dalam kampanye lebih mengutamakan pendekatan persuasif  kepada rakyat, bersama rakyat melakukan proses-proses lobi yang dialogis, tidak melakukan black campagne (kampanye hitam), dan money politic pun diminimalisir. Kampanye pemimpin lebih kepada memberikan pendidikan politik kepada rakyat, serta memberikan pemahaman visi, misi, serta program secara konkrit kepada rakyat.
Berbeda dengan kampanye penguasa, dimana pendekatan kolektif lebih sering dilakukan, dan proses-proses lobi yang dialogispun hanya terjadi pada tataran elit, black campagne cenderung dominan terjadi pada kampanye penguasa, begitu juga dengan money politic, atau dikenal juga dengan sebutan serangan fajar. Rakyat tidak mendapatkan pendidikan politik, rakyat hanya mendapatkan pembodohan dari proses kampanye yang dilakukan oleh penguasa, sehingganya visi, misi, serta program yang diusung oleh para penguasa hanya menjadi hiasan sementara bagi penguasa untuk mencapai kursi kekuasaan.

RAKYAT BUTUH SIAPA? dan MEMILIH, SIAPA?
Rakyat yang dalam hal ini menjadi obyek demokrasi, artinya rakyat dalam hal ini memiliki hak penuh dalam memilih siapa yang akan mewakili mereka di pemerintahan, yang akan memberikan kesejahteraan bagi mereka. Sehingganya pada proses pesta demokrasi ini rakyat memiliki kuasa penuh memberikan mandat atau amanah kepada peserta demokrasi. Dalam hal melakukan pemilihan rakyat secara nyata juga terjadi dualisme diantara mereka, ada mereka yang memilih pemimpin, namun juga ada diantara mereka memilih penguasa, apakah ini kebutuhan rakyat?, sehingga terjadinya dualisme dalam pilihan mereka.
Ketika kita analisa beberapa fenomena pemilu selama ini memang menampakkan akan pilihan rakyat tergantung kepada kebutuhan perorangan, bukan kebutuhan kolektif, artinya rakyat secara kolektif belum memiliki kebutuhan yang sama dalam sebuah pesta demokrasi, dan hal ini berimplikasi adanya dualisme pilihan mereka, yakni memilih pemimpin atau penguasa. Rakyat ketika dilihat dari kondisi kehidupan perekonomiannya, dominan dari mereka lebih memilih orang-orang yang mampu memenuhi kebutuhan ekonominya secara instan (baca: penguasa), dan kondisi ini belakangan sering terjadi, dimana adanya dikenal dengan serangan fajar yang dilakukan oleh peserta demokrasi.
Disisi lain rakyat yang memilih orang yang memiliki visi dan program kerakyatannya yang terukur dan jelas (baca: pemimpin), dan rakyat yang menetapkan pilihannya pada pemimpin ini juga memiliki kebutuhan, yakni kebutuhan yang permanen atau kebutuhan yang berkesinambungan, dan ini lah bedanya dengan rakyat yang memilih penguasa, dimana kebutuhan mereka instan dan tidak permanen, serta kesinambungannyapun di pertanyakan.
Hari ini, pemimpin maupun penguasa sama-sama memiliki peluang untuk duduk di pemerintahan, karena rakyat dengan segala persoalannya memberikan celah untuk pemimpin dan penguasa untuk maju menuju kursi pemerintahan. Secara prinsip, dahulu, sekarang dan yang akan datang, negeri ini butuh pemimpin, bukan penguasa, karena negeri ini butuh dipimpin, bukan untuk dikuasai.
Rakyat dengan kekuatannya menjadi penentu arah pembangunan negeri ini, artinya apapun kondisi hari esok, baik itu buruk, baik, sejahtera, melarat, banyak pengangguran, terbuka lebarnya lapangan pekerjaan, mudah atau sulitnya akses pendidikan dan kesehatan bagi rakyat, itu karena pilihan kita hari ini sebagai rakyat. Mari kita memilih pemimpin, bukan memilih penguasa. Wassalam…

Rezi M 

Cinta dan Harta

Siang Miko dan temannya Baron, lagi asyik mengendarai Sedan yang baru dihadiahkan oleh Bapaknya. Mobil merah itu melaju dengan kecepatan maksimal tanpa menghiraukan rambu-rambu batas kecepatan maksimal, meskipun telah di peringatkan oleh Baron, dia tetap focus pada kecepatan kendaraannya walaupun Baron sudah memperingatkannya, karena dia tetap pengen menunjukkan kebolehan kecepatan kendaraannya,  dia tidak melihat bahwa disana juga telah standby di pos polisi. Polisi  melihat kendaraan yang berplat no BA 176 NP itu melejit dengan kecepatan diatas yang disarankan maka  polisi langsung mengejar mobil Miko, dan akhirnya Polosi menilang dan dibawa ke kantor Polisi karena Miko tidak membawa STNK dan SIM.

Diruangan introgasi Miko malah memperolok-olokan polisi tersebut. Beberapa menit kemudian kedua orang tuanya datang dan menyelesaikan urusan buah hatinya yang tersayang dengan pihak kepolisi. Urusan itu  diselesaikan dengan cara kekeluargaan. Dan Miko bersama ortunya langsung meninggalkan ruangan itu.

Setibanya dirumah, handphone Miko bordering. Ternyata calling dari pacarnya.
“Halo haney…,lagi dimana?”
“Ne lagi dirumah, da pa beib?”
“Ntar kita ketemuan yuk…aku tunggu tempat biasa yach!”
“duh, kayaknya gak bisa deh beib, ku capek banget nech”
“kok kamu berubah sekarang??? Gak sayang lagi yach ma aku…??kenapa susah banget diajak ketemuan sekarang? Kamu duain aku yach….???”
“bukan gitu beib, aku….”
(Tiba-tiba handphone Miko mati karna kehabisan baterai.)

Tuk..tuk…tuk….tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kamar Miko, saat Miko membuka pintu kamar, ternyata bokapnya berdiri di depan pintu.
“ada apa  pi?”
“Mana STNK,ATM,Kunci mobil dan motor?”
Tanpa pikir panjang Miko langsung menyerahkan semua yang diminta papinya.
“Bereskan barang-barangmu,papi akan antarkan kamu ke kampung Pak Amir besok”
Mendengar akan di bawa kekampung Pak amir pembantunya, Miko kanget dan tidak bisa membantah papinya. Karna melihat pipinya yang sudah pasang muka merah.

Tujuan bapaknya menitipkan Miko bersama Pak amir  supaya Miko biasa menghargai waktu, dan supaya dia tahu bagaimana susahnya cari uang.
Keesokkan harinya, Miko diantarkan oleh Papi dan Maminya. Miko melihat ada message dari Siska kekasihnya.
“honey, kita harus ketemu sekarang, kita selesaikan masalah diantara kita”
Begitu membaca sms miko langdung memutuskan hubungan dengan kekasihnya itu karna Miko merasa terkekang.

Setibanya di Mojang nama kampong Pak Amir, Miko disambut oleh Pak Mamad adiknya pak Amir, tapi Miko  hanya membalas sambutannya dengan ungkapan ketidak senangannya karena dia berfikir dia tidak akan betah tinggal di sana. Semenjak hari itu, Miko tinggal bersama dengan keluarga Pak Mamad, dan identitasnya pun diganti sementara, namanya diganti dengan Bagus, dan merupakan keponakan pak Mamad. Pak Mamad di tugaskan oleh bapaknya supaya Bagus di suruh untuk dapat hidup mandiri, dan yang terpenting dia harus mengerjakan apa yang dilakukan oleh pak Mamad dalam kesehariannya, mulai dari membersihkan kandang ayam, memberi makan ayam-ayam milik juragannya, sampai mengumpulkan telur dan mengantarkannya ke warung langganan juragannya.

Hari pertama,Miko membersihkan kandang ayam. dia yang merupakan anak kotaan tentu sangat tidak mau mengerjakan pekerjaan yang sangat tidak sesuai dengan pribadinya, tapi dia tetap di paksa oleh pak Mamad, dan mengerjakan pekerjaan itu dengan terpaksa. Pada hari kedua, dia disampiri oleh seorang gadis desa disana, gadis itu bernama Bunga, dia merupakan kembang desa yang sangat diincar oleh setiap pemuda kampong itu, dan setelah ia dijodohkan dengan anak juragan pak Mamad, Roni, maka tidak ada yang mau menggangunya lagi, di Kandang itu dia mengulurkan tangannya dan memperkenalkan dirinya, tapi Bagus tidak merespon dengan baik perkenalan yang dilakukan oleh Bunga, lebih parahnya Bagus malah mengusirnya dari hadapannya. Begitu juga pada hari ketiga, Bunga menghampirinya lagi, pada wakti itu, Bagus juga agak kesal kepada ayam-ayam milik juragan pak Mamad, kerana ayam-ayamnya pada berhamburan ke wajah Bagus, karena demikian Bagus kesal dan keluar dari kandang lalu duduk sendirian sambil menggigit sebatang rumput, nah pada waktu itu Bunga juga dating menghampirinya lagi nah ketika itu juga Bagus mulai merespon Bunga, tapi Cuma sekedarnya, dan lebih parahnya lagi, dia juga dilihat oleh seorang pria anak juragan pak Mamad, Roni. Roni, langsung menghampiri Bunga, dan Bungapun lari, melihat Bunga lari, Roni membuntutinya dan Bagus pun menyusul. Melihat Roni sangat bersikeras untuk menjadikan Bunga sebagai calon istrinya dan merangkul bunga dengan cara sedikit pemaksaan, Bunga yang sangat tidak suka dengan prilaku Roni, dia langsung mendorongnya dengan sekuat tenaga tapi tidak bias, kemudian Bagus dating dan spontan langsung melayangkan tinjunya ke wajah Roni dan menarik tangan Bunga dan membawanya pergi dari Roni, tanpa pikir panjang, Bunga ikut dengan Bagus, mereka berlarian sampai pada sebuah sungai dan Bunga terjun ke dalam sungai, Bunga terbawa arus, Bagus terjun ke sungai dan berusaha untuk menolong Bunga, tapi dia kaget, melihat Bunga tertawa kemudian Bunga berdiri, kepanikan Bagus hilang seketika dan langsung berganti dengan kekesalan, ternyata sungai itu tidak seperti yang dipikirkannya sebelumnya, ternyata sungai itu dangkal, dan tidak mungkin akan menyeret Bunga. Tapi dibalik kekecewannya dia juga kagum melihat pemandangan di desa itu, ternyata sangat indah dan karena keindahan itu dia mulai berfikir bahwa dia akan tetap tinggal disana, selain itu dia juga menemukan seorang gadis yang menurutnya bias untuk menjadi pendampingnya, tapi dia belum mau mengatakan itu.

Mulai besoknya, Bagus sudah mulai rajin untuk menjalankan aktivitasnya di Kandang ayam. Dan seperti biasanya, Bunga dating menghampirinya plus pada hari itu dia membawakan Bagus makan siang, Setelah makan siang, Bagus mengantarkan pesanan telur ke warung-warung yang telah di buatkan daftarnya oleh pak Mamad, karena dia juga belum mengetahui dimana saja lokasinya, dan karena Bunga melihat Bagu sdalam kebingungan maka dia langsung mengambil daftar pelanggan tesebut lalu menawarkan untuk menemaninya mengantarkan pesanan telur.

Di sebuah warung, setelah Bagus memberikan pesanan tersebut, dan setelah menerima uang dari pemilik warung dia kaget, dia baru sadar bahwa mencari uang itu tidaklah mudah, dan mulai pada hari itu dia mulai tekun untuk melaksanakn pekerjaan itu.

Mulai besoknya, dia sudah bangun sebelum subuh, dan tanpa sarapanpun dia telah berangkat ke tempat kerjanya. Dan seperti biasa Bunga juga dating lagi ke tempat kerjanya. Kedatangan Bunga itu diketahui oleh anak buah Roni, lalu mengabarkan kepada Roni, dan Roni menghampiri Bagus beserta 2 orang anak buahnya sepulangnya dari kandang ayamnya, disana Bagus dapat mengalahkan Roni beserta anak buahnya.

Esoknya, Roni mengadukan hal tersebut kepada Pak Mahmud, yang juga pak lurah disana dan kebetulan dia dapat menjadi lurah berkat bantuan Pak Bagio, juragan pak Mamad. Karena mendengarkan hal yang demikian, maka spontan menyuruh orang untuk menghabisi Bagus. Sorenya sepulang kerja, Bagus dihadang oleh 5 orang orang suruhan Pak Mahmud, Bagus sempat melawan, tapi akhirnya karena satu lawan lima, maka Bagus tidak sanggup untuk menghadapinya sendirian dan pada akhirnya, Bagus tak sadarkan diri, karena melihat keadaan Bagus yang tergeletak tak berdaya, orang-orang suruhan pak Lurah kabur pontang panting. Untungnya Baguscepat di tolong oleh masyarakat yang pulang dari sawah dan membawanya ke Puskesmas. Setibanya di Puskesmas, Pak Mamad langsung menghubungi orang tua Bagus. Setibanya orang tua Bagus (Miko) di Puskesmas, maka mereka langsung meminta surat rujukan ke rumah sakit. Pak Mamad yang diamanhkan oleh orang tua Miko, sangat menyesal dan merasa tidak enak lantaran dia tidak bias mengawasi Miko dengan baik. Dan Mikopun di rujuk ke Rumah sakit.

Setelah Miko berangkat ke Rumah sakit, Bunga baru sampai di puskesmas dan langsung menanyakan ruangan tempat Bagus di Rawat, dan ternyata dia tidak lagi di puskesmas. Bunga sangat sedih, karena mendengarkan berita demikian, Bunga berfikir, bagaimana cara dia untuk ke sana, karena dia pasti tidak diizinkan oleh bapaknya, karena bapaknya tidak setuju kalau dia gagal menikah dengan Roni anak Pak Bagio yang menyokongnya untuk menjadi Lurah.

Bunga pulang dengan harapan hampa, dan ternyata dia melhat bahwa di rumahnya ada pak Bagio yang lagi asyik berbincang-bincang dengan bapaknya, kemudian dia menguping pembicaraan mereka, ternyata Bunga baru mengetahui bahwa bapaknya lah yang menyuruh orang untuk mengeroyok Bagus, dan lebih parahnya lagi Jum’at depan telah direncanakan oleh Bapaknya bahwa dia bakal dinikahkan dengan Roni.

Setelah Pak Bagio pergi dari rumahnya, Bunga langsung masuk dan dengan emosi yang sedang panasnya, dia melabrak bapaknya dengan langsung mengatakn bahwa dia telah tau semuanya, dan dia langsung mengatakan bahwa dia tetap tidak mau untuk melangsungkan pernikahan dengan Roni, karena Bapaknya hanyalah mementingkan dirinya sendiri dan juga mau menjual anaknya demi kedudukannya menjadi Lurah. Tanpa fikir panjang, Bunga langsung ke rumah pak Mamad untuk menanyakan dimana alamat Bagus, Pak Mamad berfikir panjang untuk memberi tahukan keberadaan Bagus, tapi karena Bunga bias meyakinkan pak Mamad, akhirnya alamat Bagus di perolehnya dan pak Mamad juga memberitahukan semuanya tentang Bagus, termasuk namanya, dan identitasnya yang lain.

Dengan sedikit kecewa, karena dia merasa dibohongi oleh Miko, dia mencintai seseorang bukanlah dinilai dari kekayaannya tapi dari ketulusan hatinya, tapi Bunga tetap berangkat malam itu juga ke alamat yang diberikan oleh pak Mamad.

Di rumah sakit tempat Miko dirawat, malam waktu Bunga menanyakan alamatnya kepada pak Mamad, Miko sudah diperbolehkan pulang besok pagi oleh Dokter, dan disana Orangtuanya kaget dan kagum kepada Miko, karena dia pengen balik lagi kekampungnya pak Mamad, Bapaknya bertanya, ternyata Miko mau membelikan pak Mamad ayam-ayam peliharaan, orang tuanya langsung menguji Miko, mereka mengatakan mereaka tidak mau, tapi Miko tetap bersikeras, bahkan untuk membuktikan niat tulusnya, dia mau menjual Motor kesayangannya demi bias menjalankan niat tulusnya, tanpa berembuk orang tuanya langsung setuju. Setelah mereka membicarakan hal itu, seorang wanita yang dulu pernah menjadi pacarnya menemuinya, Miko yang dulunya sudah menyampaikan bahwa hubungan mereka tidak dapat dilanjutkan tapi dia tidak percaya, karena dia merasa bahwa Miko adalah orang yang selevel kekayaannya dengannya. Untuk menegaskannya lagi, Miko membentaknya dan mengatakan bahwa mereka sudah lama putus dan Miko juga menyampaikan bahwa dia juga sudah menemukan pujaan hatinya. Mantan pacarnya itu, langsung pulang sambil menangis.

Esoknya, pak Mamad didatangi oleh pak lurah dan juragannya, karena mereka yakin bahwa Bunga kabur dari rumah untuk menyusul Bagus. Dan pada pagi itu juga pak Mamad dipecat oleh juragannya, setelah itu Miko dan keluarganya dating dengan membawa 5000 ekor ayam untuk dihadiahkan kepada pak Mamad, setelah turun dari Mobil, pak lurah dan pak Bagio kaget, ketika pak Mamad memanggil Bagus dengan sebutan Den Miko, Miko langsung menghampiri pak Mamad dan memberitahukan bahwa Pak Mamad tidak perlu lagi berjuragan kepada pak Bagio karena dia telah membawakan 5000 ekor ayam untuk pak Mamad, dan dia juga menyarankan kepada Pak Bagio, bahwa untuk mengurus ayam-ayamnya sekarang ka nada Roni. Roni sangat marah dan melihat kejadian itu pak Bagio langsung menarik Roni untuk pulang, karena tidak senang melihat kejadian itu, karena dia tidak berdaya karena masih ada orang yang lebih kaya darinya.

Pak Mamad, menolak pemberian Miko karena dia tidak sanggup untuk mengganti semua pemberian Miko, tapi Miko menjelaskan kepada pak Mamad, kalau bapak mau membayarnya juga bapak bias menyicil tapi waktunya tidak saya tentuikan. Dan pak lurah beserta istrinyapun juga ikut permisi untuk balik, tapi Miko mengejar pak lurah untuk menantyakan keberadaan Bunga, karena mendengarkan demikian dan melihat kekayaan orang tua Miko, istri pak lurah membawa Miko dan keluarganya untuk ngobrol di rumahnya.

Jam sembilanan, Bunga baru samapi di alamat Miko, dan setelah di tanyanya tentang keberadaan Miko, ternyata Miko kembali ke kampungnya, tnpa piker panjang, Bunga lagnmsung pulang ke kampungnya.

Bunga baru samapi di depan rumahnya sudah hamper maghrib, disana Miko telah menantikan kedatangan Bunga sejak tadi pagi, melihat Miko telah berada di depan rumahnya dan Miko pun juga melihat Bunga dating, tapi Bunga malah kabur dan Miko langsung menyusulnya, akhirnya Miko dapat merangkul tanganbya, dan menjelaskan semuanya, tapi Bunga menolaknya karena dia merasa telah ditipunya karean dia lebih suka melihat bagus dari pada Miko, tapi Miko terus meyakinkannya dan juuga akan tinggal bersama Bunga di kampungnya, dan kalau tidak karena Bunga, Miko tidak akan kembali ke Kampungnya.

Akhirnya mereka dapat hidup berdampingan selamanya, samapi Miko berhasil menjadi pengusaha yang skses di kampong Bunga.

Friez-Lt